Selasa, 01 Juli 2014

Sendang Widodaren, sebuah mata air yang terletak di komplek Taman Wisata Wendit, Kabupaten Malang dipercaya memiliki banyak khasiat, salah satunya membikin awet muda. Selain itu, sendang ini biasa digunakan mandi oleh pengunjung yang bertujuan untuk mencari kesehatan dan kesembuhan.

Konon, Sendang Widodaren memiliki nilai sejarah yang berkaitan dengan Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit. Awalnya, penemuan mata air ini atas permintaan Raden Wijaya kepada Mbah Kabul. Mbah Kabul adalah kaki tangan Raden Wijaya yang berkasta Brahmana.

Tak ayal sampai kini Sendang Widodaren biasa disebut warga sebagai punden Mbah Kabul. Ceritanya, saat Kerajaan Singosari mengalami kemunduran, Raden Wijaya melakukan tapa brata, yang mengharuskan dirinya menemukan sumber air yang memiliki kekuatan tinggi.

Dan kekuatan itu bisa digunakan untuk menaklukkan Kerajaan Singosari. Sumber air itu berada di tempat hilangnya pelangi setelah hujan. Raden Wijaya kemudian mengutus Mbah Kabul mencari lokasi sumber mata air tersebut. Dan tibalah di suatu tempat yang kini bernama Taman Wisata Wendit.

Banyak warga dari berbagai daerah memanfaatkan sumber air Sendang Widodaren untuk berbagai tujuan. Belum lagi, warga Suku Tengger rutin melakukan ritual di sumber air tersebut.

"Ada banyak yang datang, hanya sekedar mandi atau melakukan ritual tertentu. Maksud dan tujuannya terkabul, kami pastikan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," jelas kuncen Sendang Widodaren, Sholeh, Jumat (31/1/2014).

Menurut Sholeh, khusus bagi warga Suku Tengger. Sendang Widodaren merupakan tempat suci dan dihormati. "Mereka datang untuk beribadah dan mencari keberkahan hidup," tuturnya


Sumber Berita: www.jatimupdate.com



Rabu, 25 Juni 2014

Tengger Tirto Aji

Kamis Pahing, 8 Mei 2014 bertempat di Taman Wisata Alam dan Pemandian Wendit, telah berkumpul Saudara - saudara kita para handai taulan Penduduk Tengger dari 4 Kabupaten ( Ngadas Kab. Malang, Ranu Pane Kab. Lumajang, Ngadisari, Wonotoro Kab. Probolinggo dan Wono kitri Kab. Pasuruan).
Dalam rangka pengambilan air suci dengan tajuk " Grebek Tengger Tirto Aji", Sebuah acara / ritual pengambilan air suci dari Sumber Wendit......
Hampir 2500 orang dari Komunitas Tengger hadir dalam acara ritual tersebut, memperhatikan besarnya animo dari Komunitas Tengger yang terlibat dalam pelaksanaan ritual, kenyataan tersebut menunjukkan adanya keterkaitan emosi dan batin yang mendalam antara Sumber Wendit dengan komunitas yang ada di dalam (enclave) maupun di luar (penyangga) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Tentu grebek ritual yang berlangsung saat ini, akan menjadi agenda tahunan kegiatan pariwisata di Kampung Wendit dan lebih luas lagi Malang Raya.....
Sebagai warga Pribumi Kampung Wendit saya cukup bangga menyaksikan tradisi dan kearifan lokal yang masih terjaga hingga kini....
 Pemerintah Kabupaten Malang menyiapkan banyak event dalam kalender wisata yang dipromosikannya ke berbagai biro perjalanan wisata, dalam dan luar negeri. Salah satu event yang akan masuk dalam kalender wisata Kabupaten Malang, Grebeg Tirto Aji yang digelar masyarakat suku Tengger di Wendit Water Park (WWP).Acara yang digelar Kamis (8/5) kemarin, di hadiri ribuan masyarakat suku Tengger yang ada di empat daerah, Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Pasuruan, termasuk Bupati Malang, H. Rendra Kresna dan pejabat Pemkab Malang. Kegiatan itu menyatukan seluruh masyarakat suku Tengger yang ada di Jatim.
“Kami mengangkat potensi kebudayaan yang ada di Kabupaten Malang melalui Grebeg Tirto Aji,  sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan baik dari domestik maupun internasional,”

 Grebeg Tirto Aji sudah kali kedua digelar. Menurutnya, kegiatan ini merupakan salah satu langkah yang tepat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Malang. Karena berbagai ritual upacara dan pertunjukan budaya dikemas menjadi satu dalam Grebeg Tirto Aji.
Mulai kirab hasil bumi, upacara pengambilan air di Sendang Widodarenhingga pertunjukan tayub serta campursari digelar untuk memeriahkan acara itu
 “Kegiatan bernuansa pertunjukan budaya biasanya diminati wisatawan. Karena menarik perhatian masyarakat dengan pertunjukan yang akan ditampilkan,”

Sayang sekali ritual besar, yang akan menjadi even tahunan atraksi wisata di Wendit ini, tidak mendapatkan dukungan yang maksimal dari Pihak Disbudpar Kabupaten Malang, semoga dimasa yang akan datang lebih menncerahkan dan total dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Malang ......
Selamat dan Sukses kepada Sdr. Achmad Junaedi dan Aji Bodronoyo.... sebagai sosok penting atas kesuksesan penyelenggaraan acara ritual ini. 

Pengunjung WWP Digoyang Musik Dangdut

Pengunjung WWP Digoyang Musik Dangdut

Minggu, 22 Juni 2014

WEEKEND GOYANG ASYIK


Liburan sekolah identik dengan agenda tamasya atau plesir secara rombongan ataupun secara pribadi , sebagai agenda kenaikan kelas ataupun kelulusan dari siswa siswi yang patut di rayakan.
Wendit Water Park sebagai wisata murah meriah untuk acara liburan bersama keluarga ataupun handai Taulan.
Palu Gada Production bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Malang dan juga UPTD Wendit Water Park mengelar panggung hiburan yang terkemas dalam Weekend Goyang Asyik di mana suguhan musik yg langsung mengajak goyang para penonton pengunjung wendit water park bersama artis-artis kondang jawa timur.

Selasa, 11 Februari 2014

KANGKUNG LOWOKSURUH



Kangkung adalah sayuran yg cara masaknya sangat mudah untuk mengolahnya, sebut saja Kangkung lowoksuruh yg terletak di selatan taman wisata wendit water park. tumbuhan yg menjalar di atas air aliran sumber yang berada di dalam lokasi wendit ini ternyata membuahkan hasil tersendiri khususnya warga Lowoksuruh Desa Mangliawan ini. seperti yang di bawa ibu ini adalah hasil panen tiap hari harus mencebur ke sungai aliran sumber Wendit tersebut yang sangup untuk menghidupi keluarganya walaupun gak seberapa hasilnya.Warga Lowoksuruh suruh yang rata-rata mempunyai perahu dulunya untuk di sewakan pada pengunjung di taman wisata pemandian wendit yang masih di kelola oleh PD. Jasa Yasa Kab Malang dan belum berganti menjadi WWP atau wendit Water Park yang saat ini sudah di ambil alih oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Malang dengan perubahan total isi keseluruhan dalam pemandian tersebut.Tak hayal perahu-perahu tersebut menjadi perahu usang yang terbengkalai hanya beberapa saja yang di fungsikan tuk di aktifkan di dalam kawasan wisata tersebut. selain penghasilan dari perahu tersebut warga juga manfaatkan lahan diatas air tersebut tuk di tanami kangkung sayuran menjalar diatas air yang banyak di suakai oleh masyarakat karena mudah pengolahannya yang sangat mudah dan gampang. misal saja pecel atau plesing makanan khas yang banyak di sukai di wisata kuliner. dari sinilah kangkung itu di sebar di seluruh pasar yang ada di kota Malang.

WENDIT KALA ITU.




Meski sebagian besar penduduk Desa Mangliawan atau biasa Orang menyebutnya warga wendit pulang mudik, tapi sejak hari pertama Lebaran tempat-tempat hiburan tumpah ruah di datangi masyarakat. Tempat-tempat yang paling banyak di datangi warga untuk berekreasi adalah Taman Wisata Pemandian Wendit uang sekarang dah di ubah nama menjadi Wendit Water Park (WWP) Kebon Binatang dulunya masih ada.
Konon, dulu seorang pertapa bernama Wandito yang pertama kali menemukan mata air di kawasan ini hingga menjadi tempat mandi dan sumber air bagi masyarakat sekitar nya. Taman seluas 11,5 hektar ini masih dalam tahap pembangunan yang dimulai sejak tahun 2006. Diperkirakan pembangunan fasilitasnya selesai tahun 2008 sekaligus menjadi taman wisata air terbesar di Jatim yang dilengkapi dengan penginapan dan sarana bermain seperti water boom
Dikabarkan ratusan ribu pengunjung juga telah mendatangi WWP salah satu tempat liburan ternama dulunya sebelum masih populernya tempat-tempat wisata yang ada di Malang ini. Kita boleh memuji Perintis pendahulu kita khususnya warga kampoeng wendit berkat idenyalah Wendit Water Park ini dengan berbagai perubahan sampai yang terlihat megah sekarang ini.
Dalam ihwal rekreasi di hari-hari Lebaran, kita harus kudu tahu bahwa kebiasaan ini telah berlangsung sejak lama. Pada tahun 1970-an sampai 1990-an, yang paling banyak diserbu orang saat Lebaran adalah Wendit .
Karena terletak dengan pusat kota (Malang), untuk pergi ke Taman Wisata Pemandian Wendit dulu cukup naik becak atau trem lokomotif,Bemo ataupun Delman. Maklum, ketika itu mobil pribadi hanya milik oirang-orang kaya. Bahkan jumlah motor yang sekarang ini sudah memadati jalan-jalan di Malang dulu baru ratusan. Dulu kebanyakan motor-motor besar buatan Eropa seperti Harley Davidson, BSA, Norton, dan Java. Sedangkan mobil juga dari Eropa dan AS seperti Fiat (Italia) dan Opel (Jerman), Chevrolet (AS). Pada 1950-an kendaraan ini dijadikan angkutan penumpang dan dinamakan Opelet dari kata Opel.
Dulu banyak orang yang pergi rekreasi dengan naik sepeda, yang padamasa Belanda memiliki jalur khusus. Keluarga dapat menggelar tikar untuk makan lesehan setelah berenang sepuasnya.
Seusai dengan waktu beranjak dengan sistem kalibrasi seusai pula dia tertipu oleh sesuatu, apakah itu? dia juga tidak tahu! apakah itu semua akan membuat dia terjatuh dan juga tertatih... apa? ter- adalah sebuah tambahan dari kalimat yang ber-arti, dan menyatakan sesuatu dengan amat sangat. apakah bisa di terima? kalau tidak mengapa keadaan selalu berubah, ini di buktikan dengan gambar tempo dulu desa Mangliawan atau wendit, ini adalah realita yang membuat keseimbangan bsemakin berkurang yaitu mundurnya fase ekologi setempat dan mengalami kemajuan dalam fase ekonomi. apakah ini dapat kita terima sebagai manusia yang utuh? padahal generasi nanti menanti bekal naturalisasi yang utuh sesuai dengan kodrati manusia yang utuh. TERBELAKANGKAH POLA DAN PIKIR. # Rienz.

MONYET EKOR PANJANG ( MACACA FASCICULARIS )

Keberadaan monyet ekor panjang (macaca fascicularis) sebagai ikon pariwisata Wendit Water Park di Kecamatan Pakis, Malang, Jawa Timur kian tergusur dengan pembangunan tempat wisata tersebut sejak akhir tahun lalu. Perkembangbiakan monyet menjadi tak teratur karena pola makannya terbiasa diberi makanan manusia.
Kebiasaan dalam satu tahun biasanya monyet melahirkan anak satu kali, namun berdasarkan pemantauan, jumlah monyet di Wana Wisata Air Wendit sejak lima tahun terakhir tidak berkembang secara baik. “Dalam satu tahun ada yang tidak bunting.
Saat ini keberadaan monyet di tempat wisata itu lebih sulit ditemui dibandingkan sepuluh tahun lalu. Kalau dulu, orang pergi ke Wendit pasti ingin melihat monyet, tapi sekarang keberadaan monyet tersebut kian berkurang sejak adanya pembangunan tempat wisata tersebut.
Berdasarkan hasil pemantauan Jumlah itu tidak jauh berbeda dengan data beberapa tahun sebelumnya. Kami berharap pihak pengelola wisata melestarikan keberadaan monyet tersebut.
Saat ini pola hidup monyet di tempat wisata itu sudah bergeser dari yang bergantung terhadap alam sekarang sudah bergeser bergantung kepada makanan para pengunjung yang datang. Bahkan, sejak lahir monyet di Wendit sudah terbiasa dengan makanan manusia sehingga sulit mengubah kebiasaan itu.
Hal ini pernah terjadi ketika tempat ini ditutup untuk pembangunan, monyet-monyet yang terbiasa diberi makan oleh manusia menjadi kelaparan karena tidak ada pengunjung yang datang. Akibatnya, monyet-monyet tersebut menjadi kelaparan dan menjarah ke perkampungan di sekitar tempat wisata yang sudah terkenal dengan keberadaan monyet ini.
Karena itu berharap pihak pengelola tempat wisata ini tetap memperhatikan kelangsungan hidup monyet ini, sebab, keberadaan monyet di tempat wisata ini mempunyai nilai lebih karena Wisata Wendit sudah terkenal dengan adanya monyet-monyet yang selalu menyapa pengunjung.
Para pengunjung yang biasa datang ke tempat wisata tersebut juga mengaku kalau jumlah monyet di tempat itu tidak sebanyak dulu. Menurut Saiful, salah satu pengunjung yang berasal dari Luar Kota mengaku sewaktu dia kecil dulu kalau musim libur sekolah sering ke Wendit untuk melihat Monyet dan mandi di air sumber yang ada di sana. “Sekarang monyetnya tidak sebanyak dulu,” ujarnya saat menemani keluarganya berkunjung ke tempat wisata Wendit.//Rienz

Kamis, 02 Januari 2014

NAGA TERBANG WENDIT



Pada saat ini (2 Feb 2014)setelah 6 bulan berlalu, dengan adanya gonjang-ganjing rencana eksekusi tegakan jati di Wendit oleh perum perhutani, imaginasi saya terlempar jatuh di sumber air, mengalir sampai bantaran dan badan sungai Wendit bagian bawah, dan teringat kembali masa kecil saat bermain hanyutan di sela kangkung yg dipenuhi Capung Wendit yang biasa kami sebut sebagai “gantrung macan atau gentulo genggong”. Walaupun sudah sangat terlambat sekali, tidak ada salahnya bila saya ikut mengucapkan selamat dan sukses atas diluncurkannya buku "Naga Terbang Wendit" pada bulan Juni 2013 yg lalu, saya sebagai pribumi Wendit sangat bangga dan salut, serta menghargai kerja keras para peneliti dan pemerhati atas direleasnya buku tersebut, dan saya sangat ingin memlikinya. Walaupun terkesan sepele hanyalah jenis "Capung", ternyata kampung halaman ku memiliki kekayaan hayati yg tak ternilai dan dihargai diluar sana sebagai species penting yg selama ini tidak pernah terpikirkan oleh kami (sebagai Warga Wendit). Tetapi sahabat kami....., saudara-saudarikami, handai toulan kami semua para pemerhati dan pecinta lingkungan, khususnya yg ada di Malang Raya ini, dengan segala hormat dan segala kerendahan hati.... apakah selama ini terlintas dan terpikir dalam hati dan benak kita.... ... bahwa pada saat sekarang ini badan sungai dan populasi kangkung Wendit sebagai habitat "Naga Terbang" tersebut saat ini sudah sangat terancam hilang....? Satu minggu terakhir saya amati debit air Sumber Wendit yang menyusut, dengan mengamati kolam anak-anak di lokasi Punden Mbah Kabul sebagai barometer, setahun yang lalu.... di lokasi sumber ini air mengalir dengan debit yang cukup, sehingga masih mampu menumpahkan air dari utara ke selatan melebihi batas bangunan dam yang ada pada lokasi tsb. Pada saat sedang ramai kunjungan banyak anak-anak yg mandi di tempat ini menggunakan pelampung dengan suka ria. Tetapi pada saat ini, justru sebaliknya, Sumber Punden Mbah Kabul sudah tidak mengalirkan air lagi, justru kolam terisi air dari selatan ke utara sebagai arus balik gelombang karena goyangan ombak perahu wisata. Kenapa hal ini bisa terjadi................... Informasi yang saya terima, pada saat ini kegiatan ekploitasi sumber air oleh pihak PDAM Kota Malang berjalan sangat massive dengan menggunakan mesin pompa terbaru yg diimpor dari Auastrlia. Berdasarkan catatan saya, pada tahun 2005, ketika kegiatan pembangunan proyek ekploitasi sumber ke- 3 telah selesai dan langsung dilakukan penyedotan, pada saat itu kapasitas debit air yang diangkat ke jalan-jalan di Kota Malang sebesar ±1520 liter per detik (dengan mesin standart lama mungkin produk Comboran), Pada saat ini perkirakan saya, kapasitas debit air yg di eksploitasi bisa ± 2000 liter per detik ( bisa dibayangkan bila jumlah tsb di proyeksikan kedalam drum-drum aspal, berapa drum perdetik yg di sedot).... Selanjutnya apa yg terjadi....., Air telah menyusut, badan sungai akan tersedimentasi cepat atau lambat sungai akan menjadi parit dan menjadi lapangan futsal... tanaman kangkung rakyat berubah menjadi kangkung darat.... Nah... bagaimana nasib si Naga Terbang...? akan lari kemana meraka...? Belum lagi jikalau tegakan jati memang benar-benar jadi ditumbangkan (karena kami tidak mampu mempertahankannya...),jika hal itu terjadi, maka lengkaplah penderitaan kami... Lantas apa yang mesti kita perbuat...? Untuk hal tersebut, saya memohon kepada semua pihak..... dukung dan bantu kami untuk menyelamatkan lingkungan Wendit..., dukung dan bantu kami untuk melestarikan Taman Wisata Alam Wendit.... , serta dukung dan bantu kami untuk kesinambungan mata pencaharian sehari-hari kami rakyat kecil yg mencari nafkah di Taman Wisata Wendit.