Kamis, 02 Januari 2014

NAGA TERBANG WENDIT



Pada saat ini (2 Feb 2014)setelah 6 bulan berlalu, dengan adanya gonjang-ganjing rencana eksekusi tegakan jati di Wendit oleh perum perhutani, imaginasi saya terlempar jatuh di sumber air, mengalir sampai bantaran dan badan sungai Wendit bagian bawah, dan teringat kembali masa kecil saat bermain hanyutan di sela kangkung yg dipenuhi Capung Wendit yang biasa kami sebut sebagai “gantrung macan atau gentulo genggong”. Walaupun sudah sangat terlambat sekali, tidak ada salahnya bila saya ikut mengucapkan selamat dan sukses atas diluncurkannya buku "Naga Terbang Wendit" pada bulan Juni 2013 yg lalu, saya sebagai pribumi Wendit sangat bangga dan salut, serta menghargai kerja keras para peneliti dan pemerhati atas direleasnya buku tersebut, dan saya sangat ingin memlikinya. Walaupun terkesan sepele hanyalah jenis "Capung", ternyata kampung halaman ku memiliki kekayaan hayati yg tak ternilai dan dihargai diluar sana sebagai species penting yg selama ini tidak pernah terpikirkan oleh kami (sebagai Warga Wendit). Tetapi sahabat kami....., saudara-saudarikami, handai toulan kami semua para pemerhati dan pecinta lingkungan, khususnya yg ada di Malang Raya ini, dengan segala hormat dan segala kerendahan hati.... apakah selama ini terlintas dan terpikir dalam hati dan benak kita.... ... bahwa pada saat sekarang ini badan sungai dan populasi kangkung Wendit sebagai habitat "Naga Terbang" tersebut saat ini sudah sangat terancam hilang....? Satu minggu terakhir saya amati debit air Sumber Wendit yang menyusut, dengan mengamati kolam anak-anak di lokasi Punden Mbah Kabul sebagai barometer, setahun yang lalu.... di lokasi sumber ini air mengalir dengan debit yang cukup, sehingga masih mampu menumpahkan air dari utara ke selatan melebihi batas bangunan dam yang ada pada lokasi tsb. Pada saat sedang ramai kunjungan banyak anak-anak yg mandi di tempat ini menggunakan pelampung dengan suka ria. Tetapi pada saat ini, justru sebaliknya, Sumber Punden Mbah Kabul sudah tidak mengalirkan air lagi, justru kolam terisi air dari selatan ke utara sebagai arus balik gelombang karena goyangan ombak perahu wisata. Kenapa hal ini bisa terjadi................... Informasi yang saya terima, pada saat ini kegiatan ekploitasi sumber air oleh pihak PDAM Kota Malang berjalan sangat massive dengan menggunakan mesin pompa terbaru yg diimpor dari Auastrlia. Berdasarkan catatan saya, pada tahun 2005, ketika kegiatan pembangunan proyek ekploitasi sumber ke- 3 telah selesai dan langsung dilakukan penyedotan, pada saat itu kapasitas debit air yang diangkat ke jalan-jalan di Kota Malang sebesar ±1520 liter per detik (dengan mesin standart lama mungkin produk Comboran), Pada saat ini perkirakan saya, kapasitas debit air yg di eksploitasi bisa ± 2000 liter per detik ( bisa dibayangkan bila jumlah tsb di proyeksikan kedalam drum-drum aspal, berapa drum perdetik yg di sedot).... Selanjutnya apa yg terjadi....., Air telah menyusut, badan sungai akan tersedimentasi cepat atau lambat sungai akan menjadi parit dan menjadi lapangan futsal... tanaman kangkung rakyat berubah menjadi kangkung darat.... Nah... bagaimana nasib si Naga Terbang...? akan lari kemana meraka...? Belum lagi jikalau tegakan jati memang benar-benar jadi ditumbangkan (karena kami tidak mampu mempertahankannya...),jika hal itu terjadi, maka lengkaplah penderitaan kami... Lantas apa yang mesti kita perbuat...? Untuk hal tersebut, saya memohon kepada semua pihak..... dukung dan bantu kami untuk menyelamatkan lingkungan Wendit..., dukung dan bantu kami untuk melestarikan Taman Wisata Alam Wendit.... , serta dukung dan bantu kami untuk kesinambungan mata pencaharian sehari-hari kami rakyat kecil yg mencari nafkah di Taman Wisata Wendit.